Moneter

Ojk Targetkan Pasar Modal Ri Himpun Dana Rp 220 T Di 2025

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (ketiga kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas PEPK OJK Friderica Widyasari Dewi (keempat kiri) menghadiri peluncuran Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK) 2023-2027 di Jakarta, Selasa (12/12/23). Peta Jalan Pengawasan PEPK 2023-2027 berniat untuk merealisasikan penduduk  Indonesia yang terliterasi, terinklusi dan terlindungi, serta bikin  pelaku kerja keras jasa keuangan yang berintegritas. ANTARA FOTO/Humas OJK/YUKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar./Foto: ANTARA FOTO/HUMAS OJK

Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan nilai emisi penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 220 triliun pada 2025. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Mahendra mengaku optimistis kinerja sektor keuangan di 2025 mengalami tren positif. Pihaknya pun sudah menargetkan proyeksi sektor keuangan pada 2025. Kredit perbankan diproyeksikan berkembang 9-11% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) berkembang 6-8%.

“Mencermati banyak sekali tantangan dan potensi yang dihadapi, serta kebijakan-kebijakan yang mau diambil, kami optimis tren kasatmata kinerja sektor keuangan di tahun 2025 akan berlanjut. Kredit perbankan diproyeksikan berkembang 9-11%, disokong pertumbuhan dana pihak ketiga 6-8%,” kata Mahendra dalam program Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

 

Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura di Manado

 

Selain itu, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan sebesar Rp 220 triliun. Kemudian, perusahaan pembiayaan diproyeksikan berkembang sebesar 8-10%, aset dana pensiun diperkirakan berkembang 9-11%, serta aset pertolongan diperkirakan berkembang 6-8%.

“Kami akan selalu menjalankan review outlook ini secara terjadwal untuk diselaraskan dengan kemajuan outlook pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Mahendra.

 

Dia pun menerangkan tantangan dan ketidakpastian yang dihadapi pada 2025. Menurut dia, tantangan pada tahun ini tidak akan lebih gampang dibandingkan tahun lalu. Sebab, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan meningkat secara terbatas, normalisasi kebijakan suku bunga di Amerika Serikat dan beberapa negara utama yang lain diperkirakan akan terus berlanjut dengan laju yang lebih lambat.

“Di segi lain, divergensi pemulihan ekonomi di antara negara-negara industri mempunyai potensi membuat terjadinya perbedaan monetary path dari banyak sekali otoritas monetary global yang mau mempengaruhi capital flow dan nilai aset keuangan. Kompleksitas pemulihan ekonomi diperkirakan akan meningkat seiring kemajuan geopolitik dan geo ekonomi yang dinamis,” tambah Mahendra.

Selain itu, kebijakan jual beli lebih diputuskan oleh faktor politik daripada faktor ekonomi. Hal inilah yang bikin meningkatnya fragmentasi jual beli global dan menurunkan volume perdagangan. Begitu pula dengan mulai terjadinya divergensi kebijakan dan penerapan persyaratan internasional di sektor keuangan antar negara yang sanggup bikin perbedaan daya saing sektor keuangan.

 

Baca juga: Sah! Wamenkeu Thomas Dilantik Kaprikornus Anggota Dewan Komisioner OJK

 

“Di segi domestik, kita dihadapkan pada informasi struktural menyerupai perlunya memajukan kembali perembesan tenaga kerja, sektor formal, serta mempercepat pemulihan daya beli masyarakat, utamanya untuk kalangan menengah bawah yang pemulihannya masih tertahan,” terang dia.

Simak juga Video ‘OJK Pastikan Debitur Kredit Macet Bisa Ajukan KPR’:

 

[Gambas:Video 20detik]

ojkpasar modalpenghimpunan danapertumbuhan ekonomisektor keuangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *