Berantas Judi Online: Blokir Saja Tidak Cukup

Jakarta –
Belum genap dua bulan menjabat, kita telah sanggup menyaksikan konsentrasi Presiden Prabowo Subianto. Sejak disumpah pada 20 Oktober lalu, memang banyak terobosan yang dilaksanakan di bawah pemerintahan baru. Salah satunya yakni pemberantasan judi online secara masif.
Wajar saja ada perhatian khusus untuk duduk kendala ini. Bagaimana tidak, jumlah pejudi online di Indonesia di saat ini sungguh mengkhawatirkan. Deputi dan Analis Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesia, Danang Tri Hartono memperkirakan jumlah pemain judi online di Indonesia menembus 11 juta orang hingga selesai 2024. Artinya sekitar 4% penduduk Indonesia terlibat permainan ini. Atau dengan kata lain, 1 dari 25 orang di Indonesia ialah pelaku pemain judi online. Angka yang sungguh fantastis.
Tercatat 380 ribu lebih situs judi online telah diblokir sejak Presiden Prabowo menjabat. Dan sanggup dibilang, langkah Presiden Prabowo lebih tegas dibandingkan pada kala pendahulunya, Joko Widodo. Ketika masa pemerintahan sebelumnya, pada lazimnya yang dilaksanakan Kemkominfo (kini Komdigi) yakni menjalankan takedown konten-konten yang sarat akan penawaran khusus judi online.
Harus Ada Langkah Lain
Memberantas judi online lewat pemblokiran situs-situs nyatanya tidak terlampau efektif. Bahkan Menteri Komdigi sendiri, Meutya Hafid, mengamini hal itu. Ia sempat menyatakan beratnya pengawasan situs-situs judi online yang ditutup satu berkembang sepuluh, atau berkembang seratus. Hewan mitologi Yunani, Hydra pun minder menyaksikan suasana ini. Berarti, apa gunanya memblokir situs-situs tersebut?
Pemblokiran situs judi online bahwasanya cuma puncak gunung es. Bukan satu-satunya langkah yang mematikan. Karena para pemilik situs sanggup saja mengakali. Ketika diblokir, tinggal pindah domain atau menghasilkan situs serupa. Tak akan ada habisnya. Harus ada langkah lain untuk sungguh-sungguh menghabisi duduk kendala ini.
Maraknya judi online juga sanggup dilihat dari hubungan sebab-akibat. Ada lantaran kenapa aneka macam penduduk kita yang terlibat. Praktik judi online hanyalah respon dari sebab-sebab tersebut. Pemblokiran situs cuma penyelesaian untuk “akibat” yang terjadi. Tidak menyelesaikan duduk kendala “sebab”-nya.
Penanganan duduk kendala semestinya dientaskan dari hulu hingga ke hilir, atau menyelesaikan hingga ke akar-akarnya. Baiknya, langkah permulaan yang dilaksanakan yakni mengidentifikasi dahulu, kenapa banyak penduduk yang berkeinginan menjalankan kegiatan judi online?
Terdapat dua aspek utama kenapa masih saja banyak penduduk yang terjerumus judi online. Yakni aspek eksternal dan internal. Faktor eksternal tentunya lantaran banyaknya konten penawaran khusus dan ragam situs tersedia. Pemblokiran situs dan takedown konten penawaran khusus telah cukup menyelesaikan aspek ini. Tetapi, aspek yang paling memiliki pengaruh pengaruhnya dalam langkah-langkah manusia, yakni aspek internal belum sungguh-sungguh diselesaikan.
Himpitan Ekonomi
PPATK memaparkan, sekitar 80% pecandu judi online yakni kelompok menengah ke bawah. Kalangan ini condong memiliki duduk kendala himpitan ekonomi. Kebutuhan yang terus meningkat, peningkatan harga barang, dan pola hidup acap tidak sejalan dengan pendapatan. Hal ini menghasilkan mereka mencari jalan lain untuk sekadar memperbesar pendapatan, atau parahnya untuk menyanggupi keperluan hidup.
Gayung bersambut di saat konten penawaran khusus judi online lewat. Bak oase di padang pasir. Di tengah duduk kendala ekonomi yang sedang menerpa, mereka menyaksikan ada secercah impian walau bukan dari kawasan yang baik. Berawal dari rasa penasaran, karenanya menjadi adiksi yang tak tertahankan.
Ingin mendapat duit secara instan juga duduk kendala yang dialami penduduk Indonesia. Yang karenanya juga menjebak siapapun yang tidak tahan ke dalam jurang judi online. Polanya sama, ingin mencoba, berujung ketagihan. Berharap sanggup jackpot, selsai boncos. Psikologi pejudi senantiasa sama. Yang kalah ingin mencicipi menang, dan yang menang ingin terus menang. Tapi kita telah belajar, tak ada yang selsai baik-baik saja. Yang ada duduk kendala kian runyam, ada yang hingga bunuh diri, mencuri demi judi online, istri bakar suami lantaran tak tahan dengan kebiasaan judi online dan banyak kendala yang lain yang diakibatkan cuma lantaran judi online.
Literasi keuangan penduduk Indonesia yang terbilang rendah juga salah satu aspek internal yang membuat judi online laku keras. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menyediakan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia cuma 65,43 persen. Pemahaman terhadap keuangan, instrumen keuangan, dan pengertian penggunaan produk keuangan yang minim membuat penduduk terjebak dalam suasana ini.
Himpitan ekonomi, prospek mendapat duit secara instan, dan literasi keuangan yang rendah ialah faktor-faktor internal utama yang membuat penduduk terlibat judi online. Tapi asal usul dari semua hal itu yakni rendahnya pemasukan yang tidak cocok kebutuhan. Sederhananya, yang perlu dibenahi yakni ekonomi penduduk itu sendiri.
Diselesaikan dari Akarnya
Memblokir situs judi online hanyalah painkiller semata. Artinya bukan untuk menyelesaikan masalah, namun sekadar menambal sementara. Tidak bertahan lama, dan problematika akan terus datang, apabila duduk kendala internal tidak terselesaikan.
Jika duduk kendala terutama yakni kondisi ekonomi penduduk sendiri, kebijakan pemerintah mesti ada untuk mengentaskan permasalahan ini terlebih dahulu. Apakah itu dengan mengembangkan pemasukan masyarakat, mengendalikan inflasi, atau lainnya.
Pemberantasan kriminal seumpama judi online, yang disebabkan kondisi ekonomi, mesti diselesaikan dari akar-akarnya. Menjadi kiprah pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang berpihak terhadap masyarakat. Program-program untuk mengembangkan pemasukan masyarakat, peresapan tenaga kerja, dan peningkatan taraf hidup mesti diperbanyak. Dengan begitu, setidaknya setengah problem penduduk sanggup diatasi. Kasus kriminal seumpama judi online yang disebabkan himpitan ekonomi sanggup direduksi.
Hingga kini, kita masih menunggu langkah berikutnya dari pemerintah untuk perekonomian masyarakat. Memang telah ada kebijakan pemerintah untuk memperbesar pemasukan masyarakat, seumpama mengembangkan UMR, walaupun masih jadi pergolakan di kelompok pengusaha. Tetapi, ini juga ialah angin segar pada masa-masa seumpama di saat ini. Tetap saja, kebijakan seperti ini perlu diperbanyak dan diperluas lagi biar sungguh-sungguh ada peningkatan pemasukan penduduk –sebagai counter attack dari inflasi.
Jika pemasukan penduduk telah naik, sedikit banyaknya permasalahan ekonomi penduduk telah diselesaikan. Selanjutnya tinggal literasi keuangan yang mesti ditingkatkan. Dan, mesti dengan cara yang sungguh-sungguh efektif. Mengingat pada lazimnya pecandu judi online yakni anak muda, edukasi literasi keuangan juga mesti sungguh-sungguh hingga ke mereka.
Cara-cara antik seumpama penyuluhan, training, dan edukasi di lokasi tertentu tidak akan efektif. Anak-anak muda tidak akan tertarik dengan kegiatan semacam ini. Kita mesti mengikuti cara anak muda, yang menghabiskan banyak waktu di media biasa biar literasi keuangan hingga terhadap mereka. Pemerintah sanggup melibatkan para influencer media biasa yang digandrungi anak muda untuk menolong penyebaran konten-konten literasi keuangan. Dengan begitu, edukasi ini akan sungguh-sungguh hingga terhadap mereka.
Sederhananya, kita mesti harus menjalankan langkah-langkah yang sungguh-sungguh efektif, dilaksanakan secara holistik, menyeluruh dari hulu hingga ke hilir. Jangan cuma menyelesaikan satu segi saja, terlebih cuma duduk kendala ujungnya. Ini ialah kiprah bareng penduduk dan khususnya pemerintah untuk memberantas judi online.
Afif Assariy praktisi digital dan pemerhati pemberitahuan sosial
Lihat juga video: Upaya Komdigi Berantas Judi Online
judi onlineblokir judi onlineHoegeng Awards 2025Baca dongeng inspiratif calon polisi tumpuan di siniSelengkapnya