BeritaEkonomiBisnis

Aset Perbankan Syariah Tembus Rp 902,39 Triliun

Kepala OJK NTB Rudi SulistyoNathea Citra/detikBali
Foto: Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo. (Nathea Citra/detikBali)

Mataram

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan aset perbankan syariah meraih Rp 902,39 triliun sampai Agustus 2024. Jumlah tersebut menampilkan kemajuan sebesar 10,37 persen.

Kepala OJK Nusa Tenggara Barat (NTB) Rudi Sulistyo berharap industri perbankan syariah terus berkembang di daerah, tergolong NTB. Hal itu disokong oleh kerja sama antara OJK, pemerintah tempat (pemda), Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), dan industri perbankan syariah.

“Khususnya dalam mendukung program-program ekonomi dan prioritas pembangunan di daerah,” kata Rudi dalam siaran pers yang diterima detikBali, Jumat (25/10/2024).

Baca juga: OJK Perkuat Pondasi Ekonomi Lokal Melalui Program EKI di Desa Bayan NTB

Rudi menuturkan, industri perbankan syariah sudah menampilkan kinerja dan ketahanan yang baik, tergolong menghadapi banyak sekali tantangan ekonomi di masa krisis ekonomi dan pandemi Covid-19. Pada Agustus 2024, pangsa pasar perbankan syariah tercatat mengalami kenaikan menjadi 7,33 persen.

Di segi lain, dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesua, OJK juga sudah mempublikasikan roadmap pengembangan dan penguatan perbankan syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027. Roadmap ini menekankan pentingnya sinergi yang lebih mempunyai efek dalam ekosistem ekonomi syariah.

“Salah satu langkah penting pengembangannya yaitu lewat perluasan penggunaan layanan perbankan syariah dalam setiap transaksi keuangan di ekosistem ekonomi syariah,” imbuh Rudi.

Guna mendukung upaya tersebut, OJK juga sudah meluncurkan roadmap penguatan bank pembangunan tempat (BPD) 2024-2027 pada 14 Oktober 2024.

“Melalui roadmap ini, OJK memperkuat kenaikan sinergi antara BPD dengan program-program pemerintah daerah, tergolong rencana pembangunan yang hendak dilaksanakan ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Rudi berharap sinergi yang mempunyai efek pada ekosistem keuangan syariah sanggup membuka kesempatan pembiayaan gres dan memungkinkan penguatan kanal keuangan. Terutama pada sektor strategis seumpama pendidikan, kesehatan, pertanian, serta infrastruktur.

Rudi juga menjelaska pengembangan ekosistem keuangan syariah juga sanggup mendujung kemajuan bisnis yang berkelanjutan. Sehingga sanggup memajukan acara keuangan dalam lingkup perbankan syariah.

“Serta menyediakan sokongan yang signifikan kepada pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

OJK berharap sanggup memperkuat konsentrasi pengembangan perbankan syariah tergolong penguatan tugas ekosistem ekonomi syariah selaku landasan kemajuan ekonomi berkelanjutan.

“Perbankan syariah dibutuhkan menjadi industri yang sehat, efisien, berintegritas, dan berdaya saing sesuai dengan prinsip syariah sehingga sanggup menyediakan sokongan lebih besar kepada perekonomian nasional serta kemakmuran masyarakat,” pungkasnya.

Baca juga: OJK Terus Berikan Edukasi ke Masyarakat soal Inklusi Keuangan

20D

Video: OJK Catat Utang Paylater Warga RI di Bank Naik ke Rp 21,9 T

20D

Video: OJK Catat Utang Paylater Warga RI di Bank Naik ke Rp 21,9 T


perbankan syariahaset perbankanojkpertumbuhan ekonomikeuangan syariahntb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *